Saya mau berbagi pengalaman bagaimana saya akhirnya tertarik menulis ilmiah.
Semuanya dimulai dari keinginan saya untuk bisa membuat poster ilmiah untuk dipresentasikan. Pada waktu itu saya mendapat info adanya Seminar Internasional yang diadakan oleh Universitas Negeri Semarang tentang Kesehatan Masyarakat dan Edukasi. Kebetulan penelitian S1 saya mengenai hal itu, maka mulailah saya membuat dan merangkai abstrak sesuai yang diminta panitia. Disaat bersamaan pun saya membuat untuk memasukkannya di Konfrensi Kesehatan Masyarakat di Malaysia (sayangnya walaupun saya diterima di konfrensi itu tapi saya tidak bisa menghadirinya karena masalah pembiayaan).
Alhasil saya menjadi peserta presentasi Poster di acara ISPHE (International Seminar on Public Health and Education). Dengan poster penelitian saya yaitu "do child to child approach can prevent dengue fever?". Paper saya masuk kedalam prosiding seminar dan menjadi prosiding saya yang pertama. Hal ini menjadi penyemangat saya untuk terus membuar karya ilmiah.
Jadi menurut saya seperti halnya yang lain sesuatu itu akan menjadi seru jika ketertarikan timbul dari dalam diri kita. Dulu saya sangat berat sekali membuat karya ilmiah karena menurut saya pada saat itu karya ilmiah adalah sebuah "tugas".
Siapa sih diantara kita yang suka dengan semua yang berembel-embel "tugas". Sepertinya tidak ada waktu santai, terbebani, dikejar deadline dan lainnya. Tapi sekarang saya sangat tertarik dengan karya ilmiah. Inilah yang pada akhirnya membuat karya ilmiah itu menjadi seru. Saat ini saya menyadari bahwa dalam membuat karya ilmiah kita sebenarnya sedang berkreasi bahkan diawali dengan berimajinasi. Berimajinasi tentang bagaimana menulis karya ilmiah, bagaimana sebuah masalah kita pecahkan dan dimulai dengan melakukan investigasi terhadap masalah yang menurut kita penting dibahas, serta melakukan eksplorasi terkait masalah itu mulai dari mencari teori/refrensi dan data.
Mindset inilah yang perlu kita miliki masing-masing. Motivasi inilah yang harus kita timbulkan secara internal. Mungkin saya merasa menulis ilmiah itu seru karena saya meyakininya sebagai suatu tindakan berkreasi dengan melakukan investigasi dan eksplorasi. Mungkin juga teman-teman memiliki motivasi yang berbeda, tapi tetap utamakan mindset bahwakarya ilmiah bukanlah sebuah tugas.
Efeknya sekarang saya merasa seperti Professor saya di perkuliahan S2 saya. Alhasil menjadi seorang Professor kini jadi impian saya, impian yang timbul secara tidak langsung akibat menulis ilmiah. Kalau saat ini karya ilmiah saya kirim ke tiap semianar yang ada belum tentu di tahun berikutnya hal sama terjadi. Saya sendiri telah menemukan tempat yang tepat untuk suatu saat saya jadikan tempat karya ilmiah saya bertengger, namanya www.bimkes.org sebuah website karya ilmiah berkala yang menampilkan jurnal-jurnal ilmu kesehatan seperti bidang kesehatan masyarakat, kedokteran, kedokteran gigi, kebidanan, keperawatan, farmasi dan lainnya. Selain bisa mengirim hasil karya ilmiah, di www.bimkes.org ini kita bisa menemukan refrensi untuk karya ilmiah yang ingin kita buat.
So, paket lengkap dengan akses mudah sudah ada di depan mata, lalu apa yang membuat Menulis Ilmiah itu Tidak Seru ? Ada?, sebenarnya sih ada yaitu Faktor Internal kita. Dosen saya menyampaikan faktor utama itu ialah rasa MALAS. Kalau ada yang memudahkan kenapa rasa malas gak kita lawan. Ayo mulai dicoba menulis karya ilmiahnya ya kawan, jangan lupa ada www.bimkes.org kalau mau cari jurnal, refrensi dan kalau mau mengirim draft biar terbit di @BIMKES :)