HIV/AIDS: CD4 bukan Celana Dalam 4 kali pakai

Beberapa waktu lalu saya sempat mengulas tentang prinsip penularan HIV/AIDS atau biasa disingkat ESSE, jika ingin membaca silahkan klik disini untuk membaca ulang.

Nah pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai Sel Darah Putih yang menjadi tempat persinggahan si Virus bernama Human Immunodeficiency ini. Baiklah saya akan menjelaskannya dengan sedikit lebih ringkas dan tidak ilmiah agar mudah dimengerti. 

Jadi begini, si virus sebut saja dia HIV, akan masuk melalui beberapa perantara salah satunya darah, dan dia akan menyerang atau berkembang biak pada Sel Darah Putih, nah sel darah putih biasa disebut di dunia kesehatan dengan nama kece yaitu Limfosit. Limfosit sendiri sebenarnya ada 2 jenis yaitu Limfosit B dan Limfosit T, disebut limfosit B karena produksinya berada di Bone Marrow (sumsum tulang belakang) si limfosit B yang kemudian dipanggil Sel-B ini berfungsi untuk menghasilkan antibodi yang akan melawan patogen yang memasuki tubuh manusia. Sementara si Limfosit T yang biasa disapa Sel-T juga diproduksi di sumsum tulang belakang tapi mengalami pematangan pada kelenjar Thymus (T), Sebenarnya Sel-T sendiri kelompokkan menjadi 3, yaitu:

1. Helper T-Cells yang disebut juga dengan nama Sel T4 atau CD4. Tugasnya adalah mengkoordinir dan menggerakkan sel-sel kekebalan tubuh lainnya untuk menghancurkan organisme penyebab penyakit yang masuk ke tubuh manusia.
2. Supressor T-Cells dikenal juga dengan nama Sel T8 atau CD8 dengan tugas mengendalikan unsur kekebalan tubuh yang lain sehingga tidak menyerang jaringan normal
3. Killer T-Cells disebut juga CTLs (Cytotoxic T-Lymphocytes) salah satu jenis sel T8 yang tugasnya mengenali dan merusak sel-sel abnormal atau yang terinfeksi.

Baiklah abaikan poin 2 dan 3, karena yang kita bahas adalah poin 1. Sel T4 atau biasa kita sebut CD4, mengapa karena bagian inilah yang akan bertemu dengan HIV.

Karena saya tidak membahas mekanismenya jadi tidak perlu dipikirkan mengenai bagaimana mekanisme "pengerusakan" CD4 oleh HIV itu sendiri. Jadi diantara sel sistem kekebalan tubuh manusia, tanggung jawab sel CD4 ini amat besar, karena merekalah yang mengatur fungsi sistem kekebalan tubuh. CD4 lah yang memberi sinyal bahaya dan selanjutnya menggerakkan sel-sel pertahanan tubuh yang lain untuk menyerang intruder seperti virus dan bakteri yang mengganggu tubuh manusia. Jadi sudah sangat jelas peran CD4 begitu penting, ibarat kata CD4 ini boss genknya sel kekebalan tubuh yang lain.

Itulah penyebab mengapa pada saat melakukan Tes-HIV indikator sel darah yang dilihat adalah CD4. Jumlah aman CD4 ialah 500-1000 sel per milimeter kubik darah, namun saat ini Indonesia masih menggunakan standar kurang dari 350 sel maka kemudian akan dilakukan terapi menggunakan pemberian obat ARV, tapi perlu diingat ARV sendiri tidak mengobati melainkan hanya membantu memberi perlindungan agar HIV tidak mudah menginvasi sel limfosit.

Biasanya ketika jumlah sel CD4 rendah maka dapat dipastikan seseorang akan terserang penyakit lain yang biasa kita sebut Infeksi Opurtunistik, atau penyakit penyerta, itulah mengapa dinamakan AIDS (kumpulan dari gejala penyakit lain). Nah jika terlambat melakukan ART (Terapi ARV) sulit sekali untuk melakukan peningkatan CD4 karena HIV sendiri sangat cepat berkembang didalam limfosit.

Lalu bagaimana dengan Virus yang ada dipisau silet?, Limfosit T atau Sel-T hanya dapat bertahan diudara bebas selama 4 jam, sementara HIV hanya dapat hidup didalam Limfosit T atau Sel-T. Terus bagaimana dengan nyamuk, nanti tertular melalui gigitan nyamuk?, jenis Virus HIV ialah Retrovirus atau virus yang hanya bisa hidup didarah manusia dan HIV hanya hidup di Limfosit T, sementara nyamuk adalah hewan yang tanpa Limfosit-T dan hanya jenis virus Agrovirus yang mampu berkembang didalam tubuh hewan seperti Virus Dengue (DBD).

Jadi tak perlu takut untuk berdampingan dengan ODHA :).