Rival Tangisan Lupita

Ini puisi aku yang lainnya yang menjadi rival dari "Tangisan Lupita"
Judulnya : ...

Tangisannya.

Dia tidak pernah menginginkan ini.

Dia tidak pernah mengharapkan ini.

Dia tidak pernah meminta ini.

Dia tidak pernah bercita-cita menjadi ini.

Dia tidak pernah bermimpi ini.

Dia melakukan ini bukan untuk dirinya.

Dia membiarkan dia menjamahnya demi sesuap nasi

Sesuap nasi untuk anak-anaknya.

Apa yang harus dia buat??

Dia terbuang, tak ada yang menginginkannya.

Dia tak bisa menikmati perubahan.

Hanya ini yang sanggup dia lakukan.

Di jadikan budak nafsu mereka.

Di jadikan pelayan batin dia.

Tapi kamu tidak tahu Dia membenci itu.

Terserah, terserah kalian mau bilang apa

Terserah..

Biar ratusan orang mencibirnya

tapi ini akan tetap dia lakukan, dia lakukan terus... terus... dan terus
demi anak-anaknya.

Ini Rival dari Tangisan Lupita,,

Dari 10 orang yang saya tanya tidak ada yang memilih ini T.T

Bahkan sahabatku yang menjadi tempat konsultasi aq untuk mengangkat judul ini juga tidak memilihnya,,

Puisi ini terinspirasi dari seringnya anak-anak perempuan di sekolahku memanggil perempuan lainnya PECUN (bukan saat berkelahi tapi memang panggilan akrab gitu).

Jadi aku kasih tahu inti ceritanya ma sahabatku dy bilang bagus.. eh pas kutunjukkan puisi Tangisan Lupita dia pilih Tangisan Lupita. Tangisan Lupita kubuat setelah Tangisanku

Menurutmu bagaimana???? (alangkah baiknya baca dulu Tangisa Lupita)